Tumpukan Bata Merah Kuno Ditemukan - WARGA DEMAK "KOTA WALI"

Breaking

Home Top Ad

test banner

Post Top Ad

WARGA DEMAK FACEBOOK COMMUNITY

Tuesday 16 October 2012

Tumpukan Bata Merah Kuno Ditemukan

BATA MERAH KUNO: Kades Jatirogo H Suyudi (tengah) dan Sekdes H A Baidowi di lokasi penemuan bata merah kuno, diduga situs prasejarah di Dusun Jetak kemarin. (harsem/sukma)


*Diduga Situs Bersejarah

DEMAK- Fenomena keberadaan bata merah kuno yang diduga berasal pada zaman pra sejarah muncul lagi di Demak.

Seorang petani tak sengaja menemukan tumpukan bata merah ketika menggali sawah. Dia merasa heran dengan bentuk bata dengan ukuran 45 cm x 25 cm setebal10 cm. Bata merah itu terlihat kering dan enteng.
“Saat itu saya akan menggali sumur resapan di lahan sawah bengkok milik Pak Lurah,” ungkap petani penggarap sawah di Desa Jatirogo Kecamatan Bonang, Bukhori (50), kemarin. Dirinya  secara tak sengaja menemukan tumpukan bata merah ketika menggali sumur resapan untuk keperluan tanam. 

Kali pertama bata merah ditemukan terpendam sekitar satu meter di bawah permukaan sawah. Ketika mencangkul Bukhori sempat memecahkan bata itu menjadi dua bagian. Bata merah yang diketemukan berbeda dibanding bentuk bata merah pada umumnya. Bata ini berbentuk besar, berwarna merah muda dan tertata seperti untuk sebuah bangunan. Karena takut, penggarap bengkok kades ini, segara melapor ke pemerintah desa setempat.

Mendapati temuan itu Kades H  Suyudi dan Sekdes H A  Baedowi segera bergegas menuju lokasi. Kemudian mengumpulkan temuan itu dalam satu lokasi. Sebelumnya mereka juga meyakini dahulu lokasi itu merupakan situs bersejarah. 

“Bata ini aneh, lebih besar dari buatan sekarang, warna bata tak kusam meski terpendam di dalam tanah, justru merah menyala,” ungkap Suyudi. Dirinya juga tidak tahu bata itu terbuat dari tanah liat dari daerah mana.

Beberapa sesepuh desa pernah bercerita, semula wilayah desanya merupakan pesisir pantai, terbukti tanah di Desa Jatirogo banyak dijumpai kulit kerang. Sejumlah orang dari daerah jauh datang Demak, selain ingin berdagang, daerah ini dikenal menjadi ajang pertemuan budaya Hindu dan Islam, seiring berdirinya Kerajaan Majapahit Islam yaitu Kasultanan Demak Demak Bintoro, dan dakwah para Walisongo.

Namun Suyudi belum bisa memastikan kaitan antara temuan puluhan bata merah yang terserak itu, dengan lokasi pesisiran. Dia meminta perhatian instansi terkait untuk menyurvei temuan tersebut, kemungkinan bisa ditemukan situs bersejarah di desanya.

Menurut Baedowi, dulu juga pernah juga ditemukan bata merah serupa, yang diperkirakan pondasi bangunan. Lokasi tersebut sekitar 200 meter dari lokasi temuan sekarang.

Karena jumlah bata merah hingga ribuan, warga mengambilnya untuk membangun masjid di  Dusun Jetak. Dan bangunan masjid itu hingga kini masih berdiri kokoh, dengan dinding bata merah dari lokasi situs Jatirogo. 

Baedowi meyakini lokasi persawahan Desa Jatirogo memendam sebuah situs sejarah, keyakinan tersebut semakin kuat karena tak jauh dari penemuan bata merah terdapat makam Syekh Hasan Bakem yang diduga berusia ratusan tahun.

Batu Bersejarah

Selain itu, di Desa Pilangrejo Kecamatan Wonosalam juga ditemukan tumpukan batu yang di duga merupakan situs bersejarah. Meski masih membutuhkan penelusuran arkeologi, penemuan itu menarik perhatian warga.

“Penemuan terjadi ketika warga kami, Sugiyanto menggali tanah di sawah milik Sutarjan,” kata Kades  Pilangrejo, Tugiman. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Demak, Senin (8/10) pagi telah mengirim stafnya Widodo untuk menyurvei lokasi bata di Desa Pilangrejo. Dia mengambil foto sebagai bukti keberadaan bata itu.

Kepala Dinas Pariwisata Demak Ridwan melalui Plt Kabid Budaya dan Kesenian Suwarti juga menyatakan sudah menerima laporan temuan di Desa Jatirogo dan Pilangrejo. Bahkan, situs serupa juga terdapat di Desa Tridonorejo, Kecamatan Bonang.

Sebab, dari beberapa informasi di lokasi Desa Tridonorejo terdapat temuan tumpukan bata merah dengan ukuran yang sama dengan di Desa Jatirogo, meski tak begitu banyak. Namun untuk memastikan nilai sejarah dari bata itu, hanya Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jateng yang berwenang. (swi/15) 

1 comment:

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di kolom komentar yang telah tersedia!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga Warga Demak makin maju dan sukses selalu. amin.

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here