HARSEM/SUKMAWIJAYA Petugas Kantor Lingkungan Hidup Demak mengecek IPAL PT CP Prima |
DEMAK- Aksi protes
warga Desa Sriwulan Kecamayan Sayung terkait limbah udara dari pabrik
pakan ayam, PT Charoen Pokphand (CP) Prima membuahkan hasil. Senin
(19/8), tim gabungan mengecek keberadaan instalasi pengolahan limbah
(IPAL) pabrik tersebut.
Dari
hasil sidak tim gabungan Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Demak serta
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Demak, pihak
perusahaan baru mengakui adanya kelalaian pada bagian produksi sehingga
memunculkan pencemaran udara.
Saat
menerima tim gabungan, General Manager Production PT Charoen Pokphand
Area Jateng, Nur Ubayu mengatakan intensitas serbuk limbah yang terbawa
angin sangat terasa pada liburan lebaran kemarin.
Biasanya
mesin produksi dan cerobong selalu diservis ketika libur panjang,
dimungkinkan ada kelalaian dari pihaknya, sehingga posisi tutup cerobong
yang berada di belakang pabrik tidak terpasang rapat. Dan hal ini
mendorong keluar material di dalam cerobong saat berlangsung proses
produksi, sebagian terbawa angin dan mencemari pemukiman warga.
“Kondisi
ini menjadi masukan bagi kami, bahkan dari pusat sudah menyetujui
usulan pemasangan sensor untuk mendeteksi kebocoran pada cerobong,”
jelasnya didampingi General Manager HRD PT Charoen Pokphand Area Jateng,
Rudy Hermanu, kemarin.
Dengan
dipasangnya sensor, nantinya akan memberikan respon ketika pintu
cerobong terbuka ataupun tidak tertutup rapat. Pihaknya memperkirakan
alat sensor ini akan terpasang pada awal September mendatang.
Dan
soal limbah cair, pihaknya berusaha mengalirkan ke saluran yang ada di
depan pabrik, karena posisi saluran lebih tinggi dari pabrik, air
tersebut justru masuk kembali ke saluran pabrik. Sehingga diputuskan air
buangan pabrik dialirkan ke saluran desa. Dan terkait debit air yang
tinggi terpicu adanya rob maupun air hujan.
Pihaknya
berjanji dalam waktu dekat akan merealisasikan usulan warga desa
setempat mengenai pembangunan talud saluran sepanjang 450 meter. “Dan
beberapa teguran dari KLH saat tinjauan Juli lalu, sudah kami
tindaklanjuti,” kata Rudy Hermanu. Diantaranya memaksimalkan pengolahan
limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) batubara serta pembersihan bak
limbah.
Sehubungan
hal itu, Kasi Amdal KLH Demak, Arso Budiyatmo menyimpulkan bahwa
serangkaian human error ini bisa menjadi penekanan pada bagian produksi.
Dan CSR yang diberikan oleh perusahaan lebih baik diarahkan dengan
program-program yang bersinggungan langsung pada masyarakat.
Seperti
program pemeriksaan kesehatan ataupun pengobatan massal, atau pemberian
paket sembako. “Program tersebut diharapkan bisa meminimalisasi
penyimpangan bantuan oleh oknum yang mengatasnamakan desa, tambahnya.
(swi/hst)
No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di kolom komentar yang telah tersedia!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga Warga Demak makin maju dan sukses selalu. amin.