Kemarau, Cari Sumber Air Malah Temukan Situs Sumur Kuno - WARGA DEMAK "KOTA WALI"

Breaking

Home Top Ad

test banner

Post Top Ad

WARGA DEMAK FACEBOOK COMMUNITY

Friday 20 September 2013

Kemarau, Cari Sumber Air Malah Temukan Situs Sumur Kuno

DIGALI : Situs sumur kuno yang ditemukan di Dukuh Ngampel Desa Jatirejo Kecamatan Karanganyar terus digali sampai volume sumur bersih dari lumpur. (harsem/sukmawijaya)
Demak-Bermaksud mencari sumber air untuk areal persawahan, malah menemukan situs sumur yang diyakini sudah tua. Selanjutnya warga berswadaya membersihkan volume sumur yang diyakini peninggalan seorang wali.

Selama ini wilayah Dukuh Ngampel Desa Jatirejo Kecamatan Karanganyar merupakan wilayah rawan air. Warga kerap mencari air dengan menyedot dari sungai terdekat selanjutnya dialirkan ke persawahan untuk kepentingan tanam.
  
Dalam masim kemarau ini, debet air sungai masih kurang, hingga mendesak warga untuk mencari sumber air dangkal dari sumur-sumur yang digali di seputar persawahan. “Setelah tiga kali mencari titik air, malah menemukan sebuah situs sumur kuno, segera kami terus menggaalinya,” kata tokoh masyarakat Desa Jatirejo, Abdul Muntholib, Kamis (12/9).

Bentuk sumur yang kontak berukuran 1,5 meter x 1,5 meter ditemukan oleh warga setelah menggali sampai kedalaman 3 meter. Dikedalaman itu terlihat beberapa balok kayu jati dan kayu keras lain yang tertata rapi membentuk dinding sumur.
 
Setelah bangunan sumur hampir sepenuhnya ditemukan, warga lain segera berdatangan untuk mengambil air sumur yang bersumber deras itu. Karena lokasi sumur cukup jauh dari perkampungan, mereka harus membawa gerigen.

Menurut Muntholib, warga sengaja mencari sumur ini karena sumber airnya cukup deras. Diirnya bersama beberapa warga terus mencarinya, dengan harapan air sumur bisa dipergunakan untuk mandi, minum atau menyirami sawah.

“Sejumlah sesepuh desa pernah mengatakan sekitar 60 tahun lalu wilayah ini memang terdapat sumur tua tapi sudah terpendam lama. Lalu kami mencarinya untuk dimanfaatkan,” ucapnya. Seterusnya warga berswadaya membangun tembok pada dinding sumur agar bangunan sumur tidak kembali tertimbun oleh lumpur sawah.
Warga juga membangunkan jalan setapak menuju sumur, sehingga pengunjung lain bisa datang untuk mengambil air yang diyakini oleh warga setempat, bisa menjadi obat segala penyakit.

Terpisah, Mualifatun (25) warga Jatirejo, setelah mendengar sumur itu segera dia bersama adiknya berusaha mengambil ambil air sumur. Mereka datang membawa dua gerigen yang diangkut dengan motor roda dua. “Baru ambil air ini, kata warga setempat bisa menjadi obat semua penyakit,” ucap dia polos.

Kades Jatirejo, Budi Utomo membenarkan temuan sumur itu. “Semula sekitar puluhan tahun silam, sumur itu sudah ada, warga setempat banyak mamanfaatkannya,” jelas Budi. Namun setelah warga beralih menggunakan sumber air dari sumur rumah, sumur ditengah sawah itu dibiarkan saja hingga terpendam oleh tanah.

Warga setempat menyakini sumur tersebut sebuah petilasan wali, konon kata para sesepuh desa,, sumur kuno itu merupakan peninggalan Sunan Ampel. Dan disekitar sumur berdiri rumpunan pohon bambu Ampel atau bambau Gading, selanjutnya muncul nama Ngampel menjadi nama perdukuhan di sana.

Versi lain sejarah sumur itu muncul dari Ketua Komisi B DPRD Demak HM Suradi, dirinya yang asli Desa Bakung Kecamatan Mijen sempat menulis sejarah sumur itu. Sekitar tahun 1972 saat membuat profile Desa Bakung disebutkan sebelumnya Dukuh Ngampel merupakan wlayah Desa Bakung, namun setelah muncul tukar guling, dukuh itu masuk Desa Jatirejo.

“Sumur itu merupakan petilasan Sunan Muria dan Sunan Kudus ketika menempuh perjalanan menuju ke Demak Bintoro,” ungkapnya. Sesaat akan menunaikan ibadah shalat, para Sunan itu membuat tembalang (pijakan) untuk berwudhu, sementara disekitar sumur ditancapkan bambu Ampel untuk mengalirkan air. Selanjutnya wilayah itu disebut Dukuh Ngampel (Ampel) dan sumur tersebut bernama sumur Tembalang atau sumur Gading.

60 tahun lalu sumur tersebut berjasa bagi warga Dukuh Ngampel saat mengalami musim kemarau dan tiada hujan selama 13 bulan. Hingga bambu Ampel yang tumbuh disana dipotongi oleh warga untuk senjata bambu runcing ketika perjuangan kemerdekaan. (swi)

No comments:

Post a Comment

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di kolom komentar yang telah tersedia!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga Warga Demak makin maju dan sukses selalu. amin.

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here