DEMAK- Demak bagian timur, utamanya wilayah Kecamatan Gajah, Karanganyar
dan sebagian Kecamatan Dempet mulai memasuki masa panen raya padi pada
musim tanam pertama (MT I). Harga tebasan padi gabah kering panen (GKP)
bisa mencapai antara Rp 27 juta hingga Rp 30 juta perbahu (0,75
hektare). Harga tersebut cukup fluktuatif tergantung kualitas padi yang
dipanen.
Kasi Produksi Dinas Pertanian (Dispertan), Sukisman mengatakan,
sebahu rata-rata menghasilkan 7 ton padi. Panen raya tersebut, kata
dia, memang belum bisa merata di wilayah Demak. Untuk sementara ini,
yang panen duluan baru daerah yang teraliri saluran sistem pengairan
irigasi dari Waduk Kedungombo.”Harga panen tebasan itu relatif. Sebab,
sewa lahan pertanian setahun nilainya juga tinggi, antara Rp 20 juta
hingga Rp 21 juta pertahun,” katanya.
Harga sewa lahan untuk ditanami tersebut dapat dimanfaatkan untuk musim
tanam pertama (MT 1), musim tanam kedua (MT 2) dan musim tanam
palawija. Sementara itu, Kasi Pengolahan Hasil Produksi Dispertan, Tajem
mengatakan, pada 2015 target produksi padi di Demak tertinggi
se-Jateng. Yakni, dari target 566.627 ton dalam realisasinya tercapai
649.745 ton gabah kering giling (GKG). Sedangkan, profitas padi tahun
lalu 58.73 kuintal menjadi 66.26 kuintal perhektare GKG. Kemudian, untuk
tanaman jagung target produksi 104.793 ton terealisasi 170.661 ton
pipilan kering (naik 87 persen).
Sedangkan, profitas jagung pada 2015 dari target 64,11 kuintal perhektare terealisasi 81,02 kuintal perhektare. Artinya meningkat dari tahun lalu yang hanya 73,67 kuintal perhektare. “Untuk kedelai menurun. Dan, justru sekarang banyak petani kedelai dan kacang hijau yang beralih menanam bawang merah,”katanya. Itu seperti dilakukan petani di Desa Mulyorejo, Kecamatan Demak Kota. Menurutnya, hasil produksi bawang merah banyak dibeli pedagang dari luar daerah seperti dari Brebes dan lainnya.(hib/Radar Semarang)
Sedangkan, profitas jagung pada 2015 dari target 64,11 kuintal perhektare terealisasi 81,02 kuintal perhektare. Artinya meningkat dari tahun lalu yang hanya 73,67 kuintal perhektare. “Untuk kedelai menurun. Dan, justru sekarang banyak petani kedelai dan kacang hijau yang beralih menanam bawang merah,”katanya. Itu seperti dilakukan petani di Desa Mulyorejo, Kecamatan Demak Kota. Menurutnya, hasil produksi bawang merah banyak dibeli pedagang dari luar daerah seperti dari Brebes dan lainnya.(hib/Radar Semarang)
No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di kolom komentar yang telah tersedia!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga Warga Demak makin maju dan sukses selalu. amin.