Perlukah Revitalisasi Lokasi Bekas Bangunan Keraton Demak? - WARGA DEMAK "KOTA WALI"

Breaking

Home Top Ad

test banner

Post Top Ad

WARGA DEMAK FACEBOOK COMMUNITY

Thursday 14 January 2016

Perlukah Revitalisasi Lokasi Bekas Bangunan Keraton Demak?


Dalam revitalisasi cagar budaya warisan Kasultanan Demak setidaknya ada lima situs yang perlu dipelihara, yaitu Masjid Agung Demak, Makam para Sultan Demak, alun-alun Demak, sungai Tuntang dan Keraton Demak. Dari lima hal tersebut untuk Masjid, makam dan alun-alun sudah ditata dengan baik (hanya mungkin teknisnya saja yang perlu diperbaiki, misalnya, jalur masuk ke Masjid Agung jangan diputar-putar alurnya biar peziarah tidak kesulitan mengakses Masjid Agung). Namun untuk situs sungai Tuntang dan Keraton Demak belum diperhatikan dengan serius.

Terkait penataan situs sungai Tuntang, Pemkab Demak memang sudah memperhatikan dan menatanya terutama di kawasan depan Pendopo Kabupaten Demak yang dibangun taman dan jembatan. Namun penataan tersebut belum menghilangkan kesan sungai Tuntang yang dikenal kurang bersih. Peserta diskusi Forum Komunikasi LSM Demak (akhir tahun 2015 di Kampung Balai Kambang, Jl. Kiai Singkil 40 A) mengusulkan agar aliran sungai Tuntang yang berada dari Ploso disodet sedikit (dihidupkan lagi aliran airnya) menuju ke arah sungai Tuntang yang berada di depan Pendopo Kabupaten Demak. Sehingga bisa dapat aliran air lebih banyak.

Selain sungai Tuntang, situs yang tak kalah penting diperhatikan adalah lokasi Keraton Demak. Salah satu peserta diskusi Forum Komunikasi LSM Demak (akhir tahun 2015 di Kampung Balai Kambang, Jl. Kiai Singkil 40 A) yang lain juga mengusulkan agar dibangun gedung Musium Keraton dan Gedung Seni-Budaya di kawasan bekas lokasi Keraton Demak. Misalnya, di lokasi yang sekarang berdiri Gedung SMP N 2 atau Kantor KPU Demak. Di daerah tersebut pernah ditemukan keramik dan situs cagar budaya yang diduga peninggalan keraton Demak yang sekarang tersimpan di Kantor Dinas Pariwisata Demak. Di samping letaknya juga strategis di jantung kota Demak.

Bangunan Musium Keraton Demak bisa diandaikan sebagai replika bangunan keraton dalam skala yang minimalis. Di dalam Musium Keraton akan disimpan benda-benda bersejarah yang sekarang tersimpan di Kantor Dinas Pariwisata. Pusaka, keris, tombak, dan benda lain yang sekarang masih ada di luar negeri (Belanda) suatu saat apabila boleh dibawa pulang ke Demak juga bisa disimpan di Musium Keraton. Salah satu ruangan juga bisa dibuat perpustakaan Keraton yang menyimpan dokumen atau buku-buku yang membahas sejarah Kasultanan Demak dan Islam di Nusantara. Bahkan bisa juga di dalamnya diberi sketsa besar yang menceritakan sejarah perjalanan Kasultanan Demak Bintoro (hal seperti ini dilakukan oleh Kelenteng Sampokong Semarang dan Masjid Agung Jawa Tengah). Pokoknya segala hal yang berkaitan dengan kekayaan seni-budaya dan peradaban masa lalu yang menjadi identitas Demak bisa dipajang di Musium Keraton tersebut. Keberadaan Musium di Demak selama ini hanya ada di Masjid Agung Demak. Musium Masjid Agung sudah bagus dan isinya khusus berkaitan dengan aset-aset yang berkaitan dengan Masjid Agung Demak, sedangkan benda-benda lain yang tidak berkaitan dengan Masjid Agung tetapi berkaitan dengan keraton atau warisan masa lalu Demak lebih baik jika disimpan di musium tersendiri yaitu Musium Keraton.

Rancangan pembangunan Musium Keraton Demak bisa dikonsep seperti Musium Ronggowarsito Semarang yang dipadukan dengan Gedung Seni-Budaya (walau Semarang punya gedung seni budaya sendiri yaitu Taman Budaya Raden Saleh). Tetapi di Musium Ronggowarsito juga bisa digunakan untuk pementasan seni-budaya. Kalau gedung semacam ini ada di Demak maka sangat menarik untuk digunakan pagelaran seni-budaya khas Demak seperti rebana, zipin, wayang, barongan, sendra tari, puisi, teater, dan lain-lain. Keberadaan bangunan semacam ini penting guna membangkitkan identitas dan kebanggaan generasi muda tentang budaya Demak.

Dengan adanya Musium Keraton dan Gedung Seni-Budaya maka para wisatawan yang datang ke Demak selain beribadah di Masjid Agung dan berziarah ke Makam Sunan Kalijaga dan Sultan Fattah juga bisa mengunjungi destinasi wisata baru berupa Musium Keraton dan Gedung Seni-Budaya, sambil menikmati pementasan kesenian budaya lokal khas Demak. Generasi muda Demak juga tidak lagi menghabiskan waktunya sekadar untuk nongkong di kawasan alun-alun tetapi juga bisa ikut memeriahkan pementasan seni-budaya dan produk/kreasinya di kawasan Musium Keraton. Lebih enak lagi jika wisata kuliner juga ditata dengan baik sehingga bisa menghidupkan perekonomian masyarakat dan menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Seandaianya gedung Musium Keraton dan Gedung Seni-Budaya benar-benar bisa terwujud di bekas lokasi Keraton Demak maka masyarakat Demak akan sangat senang sekali. Para guru bisa mengajak murid-murid (TK, RA, SD, MI, SMP, MTs, SMA, MA, SMK) berkunjung ke Musium Keraton untuk mendidik generasi muda calon penerus bangsa untuk lebih mengenal sejarah leluhurnya sehingga bisa meneladani dan meneruskan perjuangannya. Begitu pula dengan para wisatawan (peziarah) yang berkunjung ke Demak yang sering bertanya mengenai lokasi Keraton Demak juga bisa diberitahu bawah di tempat inilah dahulu kala Keraton Demak pernah berdiri megah. Dengan demikian spirit kebangkitan peradaban Demak Bintoro lambat laun akan merekah. 

No comments:

Post a Comment

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di kolom komentar yang telah tersedia!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga Warga Demak makin maju dan sukses selalu. amin.

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here