DEMAK – Gubernur Jateng Ganjar Pranowo secara khusus datang melayat
almarhum Bupati Demak HM Dachirin Said, Minggu (14/2) kemarin. Ganjar
sempat menyalatkan almarhum di Pendopo Kabupaten Demak, Jalan Kiai
Singkil, didampingi Wagub Heru Sujatmoko.
Gubernur Ganjar
mengungkapkan, pihaknya turut berduka cita atas wafatnya Bupati Dachirin
Said tersebut. Bupati Dachirin sebagai umara (bupati), lanjut Ganjar,
dinilai dapat bekerja sama dengan baik.
”Beliau sangat terbuka
dalam bertukar pikiran dengan kita. Relasi seperti ini sangat baik untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Saya melihat, spirit aktivisme untuk
memimpin Demak selama ini terus menyala-nyala,” ujar Ganjar dalam
sambutannya usai salat jenazah Bupati Dachirin Said.
Dia
menambahkan, selaku gubernur dirinya mengamati betul bagaimana Bupati
Dachirin Said perhatian terhadap kondisi sosial keagamaan, pendidikan
dan bidang lainnya. Bahkan, semua dituntaskan hingga akhir hayatnya.
”Karena itu, saya hormat beliau setinggi-tingginya. Sudah banyak yang
dikerjakan dan diselesaikan dalam menjalankan tugasnya selama ini. Saya
mohon yang masih hidup ini untuk melanjutkan tugasnya dengan kerja
keras, cerdas dan istiqamah. Sebab, pada saatnya kita juga menuju ke
sana (kematian, Red),” ujar Ganjar yang mengenakan jas dan peci hitam
tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Demak, KH Muhammad Asyiq menyampaikan, Bupati HM
Dachirin Said dinilai telah menelurkan banyak gagasan. Misalnya, gagasan
tentang perlunya Demak dijadikan sebagai Serambi Madinah sebagaimana
Aceh menjadi Serambi Makkah. Bahkan, dalam setiap sambutan di berbagai
kegiatan selalu menyebut Demak sebagai Kota Wali.
”Tak hanya itu.
Bantuan langsung tunai (BLT) yang biasanya dibagi di kantor pos, maka
beliau ini punya inisiantif menyalurkan BLT di masjid dengan diawali
salat Duha dulu. Karena itu, kita doakan semoga kebaikan-kebaikan beliau
diterima di sisi Allah SWT. Kita sebutkan kebaikannya dan kita kubur
segala kekurangannya,” ujar KH Asyiq.
Putra pertama Bupati
Dachirin Said, Dlyaa Ul Haq mengatakan, selaku anak dan keluarga
pihaknya memintakan maaf atas segala khilaf yang pernah dilakukan orang
tuanya tersebut, utamanya selama memimpin Kota Wali.
”Kami minta maaf atas segala khilaf dan dosa bapak saya selama mengabdi sebagai Bupati Demak ini,” katanya.
Sebelumnya, Sekda Pemkab Demak dr Singgih Setyono MMR berkenan
membacakan riwayat hidup Bupati Dachirin Said mulai awal hingga menjadi
Bupati Demak. Disebutkan, Bupati Dachirin Said selama masih menjadi
mahasiswa aktif di berbagai organisasi. Ia pernah menjabat sebagai
Sekretaris IPPNU, Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
Jogjakarta, Sekretaris PCNU Demak dan Wakil Ketua PCNU Demak. Ia juga
pernah menjadi pengurus MUI Demak dan Takmir Masjid Agung Demak.
Kabag Humas Pemkab Demak Daryanto menambahkan, sebelum yang
bersangkutan wafat pada Sabtu (13/2) pukul 13.40 lalu di RS Telogorejo,
sempat melambaikan tangannya agar para tamu yang menjenguk masuk ke
ruangan ICU tempat yang bersangkutan dirawat. ”Beliau sempat menulis di
kertas yang isinya agar kita diminta masuk ke ruangan,” katanya.
Sementara itu, rangkaian pemakaman Bupati Dachirin Said kemarin
berlangsung lancar. Setelah disalatkan di Pendopo Kabupaten oleh
Gubernur Ganjar dan para kiai yang dipimpin KH Zaenal Arifin Ma’shum,
Pengasuh Ponpes Fatkhul Huda Sidorejo Sayung, jenazah langsung dipikul
untuk dibawa ke serambi Masjid Agung Demak. Di masjid karya para wali
tersebut, jenazah bupati kembali disalatkan. Banyak warga yang turut
menyalatkan. Tak lama kemudian, jasad Bupati Dachirin Said dimakamkan di
belakang Masjid Agung areal makam para Raja Demak. Posisinya
bersebelahan dengan makam almarhum Bupati Tafta Zani. (hib/aro/ce1/Radar Semarang)
Sumber: Radar Semarang / FB Warga Demak
No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di kolom komentar yang telah tersedia!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga Warga Demak makin maju dan sukses selalu. amin.