DEMAK-Penyebab hancurnya harga tembakau sangat kompleks. Sebagian kalangan menilai akibat ulah spekulan atau mafia. Di sisi lain menduga, setelah erupsi reda, produksi tembakau di lereng Merapi meningkat. Dampaknya, harga tembakau hancur.
Kendati banyak petani meributkan hancurnya harga tembakau, sebagian petani lain justru anteng-anteng saja. Khususnya petani yang sudah menjalin kemitraan dengan pabrikan. Tembakau mereka dibeli melebihi harga pasar.
Menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Demak, Wibowo, harga tembakau turun akibat stok melimpah. Penambahan areal tahan mengakibatkan over produksi di beberapa daerah.
Sebelumnya pemerintah melalui SK Bupati Nomor 525/164 tertanggal 21 Juni 2012, memberikan pembatasan luas areal lahan tembakau di Demak. Maksimal 1.600 hektar dengan prioritas 7 kuintal per hektar untuk tembakau rajangan kering.
“Pembatasan areal menyusul permintaan dari sejumlah pabrik rokok, untuk tahun 2012 hanya bisa menampung tembakau dari lahan 1.600 hektar,” kata Wibowo.
Namun petani memaksa menambah areal tanam. Mereka tergiur harga jual tahun lalu sangat tinggi, mencapai Rp 42 ribu per kilogram.
Setelah erupsi Merapi, daerah penghasil tembakau seperti, Temanggung, Boyolali, Klaten, Wonosobo, dan Magelang mulai menanam. Dinas Pertanian sudah mengingatkan. Namun petani malah nekat menambah areal tanam di Kecamatan Mranggen menjadi 2.647 hektar, Karangawen 3.095 hektar, dan Guntur 663 hektar.
Terpisah anggota dewan dari Dapil Mranggen-arangawen Abu Said menilai, sulit mengantisipasi fluktuasi harga tembakau. Disarankan pemerintah memfasilitasi kemitraan dengan pabrikan, seperti di Kecamatan Karangawe yaitu Desa Margohayu dan Wonosekar.
Karena sudah bermitra dengan pabrikan, harga beli tembakau mencapai Rp 30 ribu per kilogram. Namun Abu Said menyayangkan kemitraan hanya dikuasai perangkat desa setempat.
Kepala Bidang Perkebunan dan Kehutanan Dinas Pertanian Demak Made Sutapa membenarkan ada indikasi petani melakukan kemitraan dengan pabrik rokok. “Secara tertulis kemitraan itu tidak ada, namun banyak petani mengakui,” ucap Made.
Kemarin harga tembakau anjlok menjadi Rp 12 ribu per kilogram. Belakangan karena gudang sudah ditutup, menjadi Rp 8 ribu. (harsem/swi/16)
No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di kolom komentar yang telah tersedia!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga Warga Demak makin maju dan sukses selalu. amin.