MEMBAWA PENGGARU: Belasan perangkat Desa Mangunrejo Kecamatan Kebonagung berbusana jawa komplet bergantian membopong penggaru dalam acara sedekah bumi yang dihadiri ratusan warga kemarin. |
Tradisi Apitan Sedekah Bumi
PENGGARU- atau piranti yang dulu kawan akrab petani untuk membajak sawah ternyata masih memiliki arti bagi masyarakat Desa Mangunrejo Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak.
PENGGARU- atau piranti yang dulu kawan akrab petani untuk membajak sawah ternyata masih memiliki arti bagi masyarakat Desa Mangunrejo Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak.
Meski fungsinya mulai bergeser tergantikan traktor alat tetap tak hilang dari kasanah budaya warga di pojok timur kota wali.
Ya, setidaknya kemarin alat terbuat dari kayu panjang hampir tiga meter tersebut diarak keliling lapangan desa.
Belasan perangkat desa berbusana jawa komplet secara bergantian membopong penggaru dalam acara sedekah bumi yang dihadiri ratusan warga. Menurut Kades Supriyono acara sedekah bumi kali ini sedikit berbeda dari tahun sebelumnya.
“Sebab kami tak hanya bersyukur atas panen padi yang melimpah. Namun juga meminta pada Allah SWT segera menurunkan hujan,”terang Supriyono di sela-sela acara.
Arak arakan penggaru bagian dari rasa bersyukur mendalam atas karunia panen melimpah. Penggaru sekaligus perlambang kerja keras petani dalam mengolah ladang. Mereka juga berharap perwujudan rasa syukur itu menjadikan pencipta semesta menambah kesejahteraan bagi warga. “Rida Ilahi yang kami tunggu termasuk turunnya hujan dalam rangka persiapan tanam. Kalau Allah SWT sudah rida maka hujan bisa turun secepatnya,”tambah petani warga Mangunrejo, Syamsudin.
Taburkan Nasi
Supriyono menambahkan sedekah bumi yang digelar di bulan Apit dalam penanggalan Islam turut disertai aksi tabur nasi. Aksi itu dapat diartikan keinginan membuang sial. Beberapa orang remaja putri bahkan ikut hadir di kerumunan warga menabur nasi. Beberapa di antaranya dengan tersenyum malu mengaku supaya didekatkan jodohnya.
Sebagai penutup digelar acara doa bersama yang dipimpin sesepuh desa bernama Ahmad Dahlan. Warga, meyakini Ahmad Dahlan benar benar sepuh dalam segi usia yang sudah mencapai 102 tahun. Dia dipercaya untuk memimpin doa menggunakan bahasa jawa kuno setiap sedekah bumi digelar.Kegiatan berjalan aman dan lancar dihadiri Kapolsek Kebonagung Iptu Sudiharjo bersama jajaran. (Hari Santoso-JBSM/11).
No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di kolom komentar yang telah tersedia!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga Warga Demak makin maju dan sukses selalu. amin.