Siswa kelas tiga dari SD Pasir 3, 4 dan 5 menempati sekolah darurat di gudang penampung bawang merah milik warga Desa Pasir Kecamatan Mijen, Demak (HARSEM/SMNETWORK/HARTATIK) |
DEMAK-Dipastikan
pembangunan jembatan Desa Pasir Kecamatan Mijen akan memakan waktu yang
cukup lama. Kendala ini mendorong Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
(Dindikpora) Demak akan membangunkan enam RKB (ruang kelas baru).
Akibat jembatan Pasir putus, sebanyak 435 siswa SD kesulitan untuk berangkat sekolah. Menyusul upaya desa menyediakan 5-7 truk untuk antar-jemput siswa dianggap tak efektif, sehingga dibentuklah sekolah darurat.
Balakangan Dindikpora memandang sekolah darurat dianggap kurangr refresentatif, dinas khawatir kondisi kelas darurat berakibat negatif bagi para siswa, sehingga muncul usulan akan dibantu pembangunan RKB.
“Rencananya dari anggaran DAK 2013 akan dialokasikan enam kelas baru di SDN Pasir 01 untuk menanggulangi sementara kelas darurat,” ucap Kepala Dindikpora Demak H Afhan Noor, kemarin. Lanjutnya, pembangunan jembatan akan membutuhkan waktu yang lama, hal ini membutuhkan penanganan untuk siswa secara tepat.
Ada beberapa kelas darurat yang kurang memenuhi syarat, karena darurat terpakasa pihaknya mengijinkan yang terpenting pelayanan pendidikan terhadap masyarakat bisa dilaksanakan. Afhan juga mengapresiasi kepedulian warga Desa Pasir yang sukarela menyediakan rumahnya untuk ruang kelas darurat.
Dimungkinkan realisasi pembangunan kelas baru akan dilakasanakan pada bulan April mendatang. Pihaknya meminta para siswa untuk bersabar, kendati belajar di kelas darurat, diharapkan tetap bisa menunjukkan prestasinya.
Seperti
yang diberitakan, tiga sekolah, yaitu SDN Pasir 03, SDN Pasir 04, dan
SDN Pasir 05 yang berada di seberang sungai Wulan, dimerger dan seluruh
siswanya dipindah untuk belajar di dalam lokasi desa. Untuk kelas V
menjadi dua kelas ditempatkan di ruang balai desa. Kelas I, Kelas II dan
Kelas VI akan menempati ruang kelas SD Negeri Pasir 01. Kelas III dan
kelas IV berada di tiga rumah warga yang sebagian gudang Bawang Merah.
Terpisah,
Ketua Komisi C DPRD Demak H Fahrudin Bisri Slamet mengatakan, perbaikan
jembatan Pasir akan dilakukan secara bertahap. “Anggaran APBD 2013
sebesar Rp 3 miliar tak cukup merehab total jembatan. Sebenarnya
anggaran itu rencananya untuk mengganti tiang jembatan saja sebelum
jembatan ambruk,” jelasnya.
Dari
hasil rapat koordinasi Komisi C dengan DPUPPE, untuk perbaikan total
jembatan, diperkirakan akan menelan anggaran lebih dari Rp 7,5 miliar.
Meski begitu, Slamet meminta dari sebagian dana Rp 3 miliar dianggarkan
untuk pembangunan jembatan darurat, senilai Rp 250 juta.
Kepala
DPUPPE Demak, H Budi Haryanto, menyatakan sudah mengirim beberapa
proposal permohonan perbaikan jembatan Pasir ke pemerintah pusat.
Pihaknya juga menitipkan proposal kepada anggota Dewan Perwakilan Daerah
(DPD) wilayah Jateng Poppy Darsono. “Diharapkan ketika ada rakor
tingkat nasional, Mbak Poppy juga menyampaikan persoalan jembatan Pasir
yang putus membutuhkan bantuan,” ungkapnya. (swi/tab)
keren memang desa pasir ini :)
ReplyDelete