Ahli Waris Sunan Kalijaga Bentuk Lembaga Adat

HARSEM/SUKMAWIJAYA
Ketua Lembaga Adat Kadilangu R Prayitno (kanan) bersama sekretaris R Krisnaidi menunjukan surat pengesahaan Lembaga Adat Kadilangu, Selasa (20/8).

DEMAK-Munculnya isu  penduplikasian pusaka Sunan Kalijaga di Kelurahan Kadilangu Kecamatan Demak, mendorong  ahli waris segera membentuk lembaga adat. Mereka ingin mengembalikan aset Kadilangu sekaligus meluruskan adat dan tradisi peninggalan Sang Sunan.

Hampir dua tahun ini, isu duplikasi pusaka Kyai Cerubug milik Sunan Kalijaga di Kadilangu masih belum terjawab. Hal ini mendorong sebagian ahli waris Sunan Kalijaga segera membentuk Lembaga Adat Kadilangu yang bertujuan mengembalikan aset dan adat istiadat Kadilangu yang merupakan peninggalan Sunan Kalijaga. 

Lembaga Adat tersebut dibentuk pada 20 Juli 2013 yang merupakan berakhirnya masa bhakti pemangku kasepuhan (pak sepuh) Kadilangu, R Moh Soedioko. Dari 64 orang ahli waris yang membidani berdirinya lembaga adat ini,  menunjuk R Prayitno Prawiro Kusumo sebagai Ketua Lembaga Adat Kadilangu.

“Setelah lembaga adat dibentuk, kami segera memilih pemangku adat di Kadilangu, sekaligus kami titipkan  upaya pelurusan  adat istiadat di Kadilangu yang selama ini telah menyimpang dari ajaran para leluhur,” kata Ketua Lembaga Adat Kadilangu, R Prayitno, Selasa (20/8).

Dalam keterangannya di Kantor Yayasan Sunan Kalijaga di kelurahan Kadilangu, Prayitno didampingi Wakil Ketua R Krisnaidi dan Sekretaris R Agus Supriyanto, menjelaskan, pihaknya mengembalikan gelar pemangku Kadilangu yaitu pak sepuh menjadi gelar adat ‘Panembahan Kadilangu’. Sekaligus menunjuk H R Rachmad sebagai Panembahan Kadilangu.  (swi/hst)