![]() |
HARSEM/SUKAWIJAYA Hari ini produksi tempe, besok berhenti |
Menyusul pernyataan
Gakoptindo Jakarta akan melakukan aksi mogok produksi tempe dan tahu
pada 9-11 September mendatang, semua perajin tempe di Demak menyatakan
siap berhenti produksi
DEMAK- Akibat harga kedele impor sudah tak terjangkau untuk produksi sebagai tempe dan tahu, banyak pengusaha kecil produksi tempe gulung tikar, pada Senin (2/9) kemarin terhitung sudah 90 pengusaha tempe berhenti produksi.
DEMAK- Akibat harga kedele impor sudah tak terjangkau untuk produksi sebagai tempe dan tahu, banyak pengusaha kecil produksi tempe gulung tikar, pada Senin (2/9) kemarin terhitung sudah 90 pengusaha tempe berhenti produksi.
Seperti
Muslimin (42), pengrajin tempe asal kampung Sampangan Kelurahan Bintoro
Kecamatan Demak ini mengaku Senin lalu adalah hari terakhir dia bisa
memproduksi tempe. Pasalnya daya beli masyarakat menurun, karena
tempenya mahal dan ukuran yang semakin kecil.
"Kemungkinan hari ini (Senin 2/9), kami produksi terakhir karena harganya sudah tidak masuk," ucapnya.
Tambahnya, sejak dua hari lalu, jumlah kedele yang dibelinya terpaksa berkurang menjadi 20-30 kg perhari. Hal itu akibat banyak produk tempenya yang kembali karena tak laku dijual. Biasanya dia produksi 150 kg kedele setiap hari.
Tambahnya, sejak dua hari lalu, jumlah kedele yang dibelinya terpaksa berkurang menjadi 20-30 kg perhari. Hal itu akibat banyak produk tempenya yang kembali karena tak laku dijual. Biasanya dia produksi 150 kg kedele setiap hari.
Sejak
beberapa minggu lalu terpaksa merumahkan tenaga kerjanya untuk menekan
kerugian. Sejak harga kedele melambung, lanjut Muslimin, pendapatannya
dari hasil menjual tempe terus berkurang hingga 30 persen.
Terpisah,
Ketua Primkopti Demak, Nurhasim mengatakan, bila pemerintah tidak
mengikuti usulan Gakoptindo terkait penerapan Perpres 32 tahun 2013
tentang pengaturan distribusi kedele melalui Bulog, maka pihaknya akan
menginstruksikan anggotanya yang sekarang mencapai 139 perajin tempe
tahu di Demak, untuk mogok produksi.
"Kami
sudah dapat komando dari Puskopti Jateng untuk ikuti aksi mogok, kami
akan kompak melakukan aksi mogok produksi, dengan tuntutan stabilkan
harga dan laksanakan perpres, serta operasi pasar," jelasnya.
Saat
ini jatah kebutuhan kedele nasional mencapai 200 ribu ton yang harus
tersimpan di Bulog, untuk Demak per-bulan membutuhkan 150 ton. Karena
belum diberlakukannya Perpres nomor 32 tahun 2013, maka banyak diantara
perajin yang mengambil kedele melalui tengkulak yang justru memicu
harga tak terkendali. (swi/hst)
No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di kolom komentar yang telah tersedia!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga Warga Demak makin maju dan sukses selalu. amin.