Optimalkan Daya Saing Pasar
Demak-Kepala Dinperindagkop dan UMKM Demak, Eko Pringgolaksito memastikan akhir Juni 2012 seluruh pedagang bisa masuk dan berdagang dilokasi pasar Bintoro.
Dari data Dinperindagkop sebanyak 90 persen dari 2.500 pedagang yan terdata telah melunasi kuwajiban atas kios dan los yang dibebankan. Namun hanya sebagian yang sudah mengabil kuncinya.
"tanggal 30 Juni 2012, kita akan masukan seluruh pedagang ke dalam lokasi pasar," kata Eko Pringgolaksito, kemarin. Karena semua lapak dipinggir jalan raya Demak-Kudus akan dibersihkan untuk persiapan pembangunan jalan beton bertulang di depan Pasar Bintoro.
Terkait lapak, Eko meminta kesedian pedagang membingkar sendiri, dan bangunan pasar darurat dilokasi dekat Sungai Tuntang yang sebelumnya disediakan oleh investor untuk relokasi pedagang akan dibongkar oleh investor sendiri.
Eko menjelaskan, secara riil jumlah kios mencapai 297 ruang, 2.100 los kering, dan 347 los basah. "penambahan kios terjadi alah satunya untuk mewadahi pedagang kaset dan CD di sebalah utara bangunan pasar, sehingga mereka rapi terwadahi," tambahnya.
Pasar Bintoro juga dilengkapi hydran untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran, hydran tersebut disambungkan ke jalur pipa distribusi dari PDAM, dan beberapa APAR (alat pemadam api ringan) yang ditempatkan di sejumlah kios.
Daya Saing
Selanjutnya setelah menata pedagang masuk ke dalam Pasar Bintoro, Dinperindagkop berupaya mengoptimalkan daya saing pasar Tradisional.
Dalam era perdagangan bebas, banyak pengusaha mendirikan waralaba di setiap sudut strategis perdagangan. Ujungnya keberadaan waralaba mengurangi sejumlah pelanggan bagi pasar Tradisional.
Menurut Eko Pringgolaksito, pihaknya sangat tegas dalam menata lokasi berdagang di pasar Bintoro, jangan sampai terjadi pedagang baju bersebelahan dengan penjual Sate Kambing dan penjual minyak goreng.
Dan untuk mendorong daya saing, Pemda akan menempatkan pelayanan BPR-BKK di lantai tiga atau lokasi Kantor Pasar, sehingga memudahkan pedagang bertransaksi melalui Bank.
Diberitakan, setelah usai pembangunan, pasar Bintoro akan menjadi pasar terbesar di Jawa Tengah, dimungkinkan transaksi yang terjadi hingga milyaran rupiah akan terjadi setiap hari.
Potensi tersebut akan banyak menyerap perhatian para pembisnis, dan Pemda telah berusaha memfasilitasi para pedagang dengan kredit bunga lunak untuk meningkatkan usahanya, melalui UMKM atau perBankan lain. (swi)
Demak-Kepala Dinperindagkop dan UMKM Demak, Eko Pringgolaksito memastikan akhir Juni 2012 seluruh pedagang bisa masuk dan berdagang dilokasi pasar Bintoro.
Dari data Dinperindagkop sebanyak 90 persen dari 2.500 pedagang yan terdata telah melunasi kuwajiban atas kios dan los yang dibebankan. Namun hanya sebagian yang sudah mengabil kuncinya.
"tanggal 30 Juni 2012, kita akan masukan seluruh pedagang ke dalam lokasi pasar," kata Eko Pringgolaksito, kemarin. Karena semua lapak dipinggir jalan raya Demak-Kudus akan dibersihkan untuk persiapan pembangunan jalan beton bertulang di depan Pasar Bintoro.
Terkait lapak, Eko meminta kesedian pedagang membingkar sendiri, dan bangunan pasar darurat dilokasi dekat Sungai Tuntang yang sebelumnya disediakan oleh investor untuk relokasi pedagang akan dibongkar oleh investor sendiri.
Eko menjelaskan, secara riil jumlah kios mencapai 297 ruang, 2.100 los kering, dan 347 los basah. "penambahan kios terjadi alah satunya untuk mewadahi pedagang kaset dan CD di sebalah utara bangunan pasar, sehingga mereka rapi terwadahi," tambahnya.
Pasar Bintoro juga dilengkapi hydran untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran, hydran tersebut disambungkan ke jalur pipa distribusi dari PDAM, dan beberapa APAR (alat pemadam api ringan) yang ditempatkan di sejumlah kios.
Daya Saing
Selanjutnya setelah menata pedagang masuk ke dalam Pasar Bintoro, Dinperindagkop berupaya mengoptimalkan daya saing pasar Tradisional.
Dalam era perdagangan bebas, banyak pengusaha mendirikan waralaba di setiap sudut strategis perdagangan. Ujungnya keberadaan waralaba mengurangi sejumlah pelanggan bagi pasar Tradisional.
Menurut Eko Pringgolaksito, pihaknya sangat tegas dalam menata lokasi berdagang di pasar Bintoro, jangan sampai terjadi pedagang baju bersebelahan dengan penjual Sate Kambing dan penjual minyak goreng.
Dan untuk mendorong daya saing, Pemda akan menempatkan pelayanan BPR-BKK di lantai tiga atau lokasi Kantor Pasar, sehingga memudahkan pedagang bertransaksi melalui Bank.
Diberitakan, setelah usai pembangunan, pasar Bintoro akan menjadi pasar terbesar di Jawa Tengah, dimungkinkan transaksi yang terjadi hingga milyaran rupiah akan terjadi setiap hari.
Potensi tersebut akan banyak menyerap perhatian para pembisnis, dan Pemda telah berusaha memfasilitasi para pedagang dengan kredit bunga lunak untuk meningkatkan usahanya, melalui UMKM atau perBankan lain. (swi)
No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di kolom komentar yang telah tersedia!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga Warga Demak makin maju dan sukses selalu. amin.