KREASI SISWA : Seluruh fashion show yang dipamerkan hasil kreasi siswa SMKN 1 Sayung.
HARSEM/SUKMAWIJAYA
|
DEMAK-Mengangkat
potensi batik pesisiran, SMKN 1 Sayung menggelar Dramaturgi Fashion.
Perpaduan drama dolanan anak dan peragaan busana ini, digelar di alam
terbuka.
Dengan
memamerkan seluruh busana hasil karya para siswa. 34 peraga busana tak
melenggak-lenggok diatas sebuah catwalk, namun mereka memamerkan busana
batik pesisiran di alam terbuka yang dikelilingi atraksi dolanan anak,
dan diiringi gending-gending jawa di halaman SMKN 1 Sayung.
Peragaan
busana butik bertema ‘Refleksi Cinta Dengan Budaya Bangsa’ cukup unik,
para siswa mencoba menggabungkan sebuah fashion show dengan dolanan
tradisonal Jawa yang mulai memudar dikalangan anak-anak, seperti dolanan
engran, engklek, dakon, lombat karet, tik tok, dan cublak-cublak sueng.
“Refreksi
budaya ini cukup menambah pengalaman bagi kami, kita yang sudah masuk
dalam era modern, baru tahu permainan tradisional, rencananya dolanan
ini akan kami ajarkan ke adik-adik kami, masih ada dolanan yang tak
membutuhkan ongkos,” kata pemeran aksi dolanan anak, Iva Lutvia kelas 11
RPL didampingi kawannya Khoiriyah kelas 10 RPL.
Menurut
Kepala SMKN 1 Sayung, Gigis Mohamad Afnan, batik merupakan peninggalan
budaya, sudah seharusnya sering diangkat di berbagai even agar selalu
lestari. “Ketika para siswa meminta ijin menggelar budaya batik dan
dolanan anak, kami langsung mendukung,” ucapnya. Dan even tahun ini
batik yang di angkat, merupakan batik pesisiran kota Pekalongan,
sebenarnya di Demak juga memiliki batik pesisiran, namun variasinya
masih sedikit, masih perlu dikembangkan ragam dan coraknya.
Maraknya
perkembangan tehnologi, anak muda jarang melihat permaianan tradisional
dalam kehidupannya. Dalam fashion ini dolanan dan batik dipadukan, agar
muncul kebersamaan dan kesatuan dalam kolabarasi budaya. Dalam
Dramaturgi Fashion dikemas untuk menananmkan kasih sayang.
SMKN
1 Sayung sebagai sekolah andalan di Demak, menerapkan jurusan
pendidikan meliputi Rekaya Perangkat Lunak (RPL), teknisi Las (TL),
Teknik Sepeda Motor (TSM), Jasa Boga (JB) dan Busana Butik (BB). Setiap
jurusan berhasil menonjolkan potensinya, seperti jurusan BB dalam acara
Dramaturgi Fashion ini.
Guru
jurusan BB, Sri Sumaryati mengatakan busana butik yang dipamerkan
merupakan hasil kreasi para siswa. Selama 16 jam, siswa merancang dan
menjahitnya. Untuk menghemat biaya, siswa mencari para donator yang sudi
memesan hasil rancangan busananya. “Para siswa merancang busana ini
dalam praktek kompetisi keahlian busana,” jelasnya.
Dalam
apresiasi budaya juga dilakukan penilaian terbaik bagi perancang
busana, muncul pemenang Lina Yualiana kelas 12 BB, disusul Novi
Hermawati juga kelas 12 BB, dan juara III Fatma Maryamah kelas 12 BB.
Kreasi Lina dianggap unggul, karena perpaduan motiv batik sisik dengan
batik bunga Kamboja, sangat serasi warna dan designnya.
“Tingkat
kesulitan terjadi pada pembuatan lipit dileher menghabiskan waktu
sampai satu jam,” aku Lina. Lanjutnya, untuk memproduksi satu busana
muslim bermotiv batik, dirinya membutuhkan biaya mencapai Rp 150 ribu. (swi)
No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di kolom komentar yang telah tersedia!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga Warga Demak makin maju dan sukses selalu. amin.