Distribusi Semrawut, Elpiji Langka

Tiap hari permintaan Elpiji di Demak meningkat (HARSEM/SUKMAWIJAYA)

DEMAK-Pendistribusian Elpiji bersubsidi 3 kilogram terjadi di sejumlah pangkalan dinilai semrawut, hal ini berakibat pada kelangkaan. Dua pekan lalu warga Kecamatan Dempet mengeluh elpiji langka, menyusul dua hari ini warga di Kecamatan Mijen dan Kecamatan Gutur, hampir sulit mencari bahan bakar gas bersubsidi ini. Hingga harga elpiji 3 kg yang sudah ditetapkan dalam harga eceran tertinggi (HET) senilai Rp 12.750 per tabung sempat melonjak menjadi Rp 16.000.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM (Dinperindagkop) Demak Eko Pringgolaksito mengaku kaget dengan laporan tersebut, sepengetahuannya kuota elpiji di Demak tidak kurang, sebab jumlah realisasi penyerapan elpigi 3 kg di akhir 2012 lalu, masih dibawa kuota dari Pertamina.
Persoalan tersebut mendorong Dinperindagkop segera mencari simpul masalah, apa dibalik isu kelangkaan yang dikeluhkan oleh masyarakat. Hingga Rabu (3/2) kemarin, dinas mengundang 10 agen elpiji di Demak dan pihak PT Pertamina Rayon II. 

Dari hasil Rakor tersebut, muncul persoalan kelangkaan elpiji diakibatkan semrawutnya sistem pendistribusian, sehingga terjadi kelangkaan elpiji bersubsidi pada pangkalan di Kecamatan Mijen, Kecamatan Guntur dan Dempet.

Muncul persoalan juga karena salah satu pangkalan di Guntur, menerima alokasi dari agen per minggu sebanyak 560 tabung LPG 3 kg. Namun beberapa minggu terakhir, alokasi tersebut habis dalam 3-4 hari. “Fenomena saat ini banyak pengecer keliling cari barang untuk dijual ke wilayah yang jauh agar harganya bisa tinggi,” ungkap Agen LPG 3 kg PT Subur Makmur Migas Pratama, Aditya Chandra, kemarin.(swi/tab)