Seluruh peserta Mas dan Mbak Duta Wisata Demak mengikuti pengukuran tinggi badan dan berat badan di Gedung Bina Praja, Senin (23/9). (harsem/sukmawijaya) |
Demak- Sebanyak 51
peserta bersemangat mengikuti kompetisi pemilihan Mas dan Mbak Duta
Wisata Kabupaten Demak. Dari puluhan peserta terdiri dari 26 Mbak dan 25
Mas.
Kepala
Bidang Industri Pariwisata pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
(Diparbud) Demak, Istianah mengatakan, seluruh peserta mengikuti
persiapan untuk kompetisi pemilihan Mas dan Mbak di Gedung Bina Praja
kompleks Pendopo Kabupaten.
Sebelumnya
mereka mengikuti pengukuran tinggi badan dan berat badan, karena dalam
seleksi terdapat standar tinggi badan untuk peserta putri 165 cm dan
putra 170 cm, untuk berat akan dihitung secara ideal mengikuti tinggi
badan.
“Sedangkan
usia minimal 17-23 tahun, memiliki kecakapan berbahasa Inggris,”
jelasnya, kemarin. Setelah teknikal metting ini peserta akan mengikuti
tes tertulis dan wawancara bahasa Inggris, tentang UUD 45 dan Pancasila,
psikotes bahasa inggris dan kemampuan berbusana.
Saat
membuka acara persiapan, Plt Kepala Diparbud Demak M Ridwan,
menyatakan, kompetisi Mas dan Mbak akan dilakukan secara berjenjang
dengan sistem penilaian akumulatif. Selain tim penilai dari pilihan
Diparbud, terdapat juri kehormatan, yaitu Bupati Demak HM Dachirin Said,
Asisten II Setda Demak dr Singgih Setiono, dan Kepala Dinparbud. Juri
ini akan melengkapi penilaian.
Ridwan
mendorong peserta Mas dan Mbak bisa berprestasi lebih, selama ini Demak
hanya menduduki peringkat juara favorit Jawa Tengah, yaitu Juara
busana terbaik 2009. Pihaknya juga mendorong Mas dan Mbak mampu
mempromosikan wisata Demak.
Selama
ini sektor pariwisata tahun 2013 telah menyumbang PAD Rp 2,3 miliar
dengan jumlah kunjungan 1,6 juta jiwa pada lokasi wisata religi Masjid
Agung Demak (MAD) dan makam Sunan Kalijaga di Kadilangu. Jumlah
kunjungan ini terhitung terbanyak kedua setelah lokasi wisata Candi
Borobudur.
“Dari
sisi jumlah pengunjung boleh berbangga, namun dari PAD kita belum
bisa,” kata Ridwan. Aset retribusi dari obyek wisata MAD belum maksimal,
masih sistem bagi hasil dengan Propinsi, dan untuk Makam Sunan Kalijaga
di Kadilangu, hasil retribusi masih di bagi 50-50 dengan pihak Yayasan
di Kadilangu.
Sementara
diantara peserta Mas dan Mbak terdapat peserta perwakilan dari LSM
Gapoara Demak, peserta bernama Subur ini mengaku terdorong mencalonkan
diri karena ingin berkampanye anti HIV/AIDS. “Selama ini terdapat 141
penderita HIV/AIDS di Demak, kita perlu mengkampanyekan bahaya penyakit
menular ini,” akunya. (swi/hst)
No comments:
Post a Comment
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di kolom komentar yang telah tersedia!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga Warga Demak makin maju dan sukses selalu. amin.